Wednesday, April 20, 2016

JUARA





"Buat apa hidup kalau cuma buat kalah"

Kalimat di atas adalah penggalan dari kata-kata Bisma yang tengah patah arang. Sudah lama sekali saya tidak menulis review singkat tentang film. Penyebabnya karena mood dan menulis tentang film yang baru ditonton itu lebih susah daripada menulis tentang komik. Cerita komik kalau lupa bisa dibaca ulang di rumah sedangkan kalau film harus nonton lagi ke bioskop. Parahnya lagi kalau habis nonton ada bagian yang lupa, ya sudah sekian deh. Film Juara ini sebenarnya sudah lama saya lihat trailernya tapi saya malah kelewatan tayang perdananya. Tayang mulai tanggal 14 April 2016 dan baru 20 April saya menontonnya.

Mamah Sarah dan Bisma
Film ini bercerita tentang mahasiswa bernama Bisma (Bisma), remaja yang periang dan rada 'pecicilan' alias tidak bisa diam. Sejak kecil hanya tinggal berdua bersama sang ibu, Sarah (Cut Mini) yang bekerja membuka usaha berjualan bakmie. Sebagai mahasiswa baru tibalah hari-hari menjalani ospek yang akan menentukan hidup Bisma selanjutnya. Di hari pertama, Bisma datang terlambat dan usahanya menghindari hukuman malah berbuah 'kecelakaan' yang membuat saya mendadak sirik. Siriknya di bagian itu saja dulu karena selanjutnya Bisma dibully terus menerus oleh Attar (Ciccio Manassero), senior jago karate yang tidak suka melihat Bella (Dina Anjani), pacarnya dekat-dekatan dengan Bisma. Bisma yang sejak kecil dilarang berlatih silat karena suatu sebab hanya jadi bulan-bulanan Attar & The Gank (Arthur Stefano, Dicky Difie, Qausar Harta Yudana). Sampai akhirnya datang pria misterius bernama Karisma (Tora Sudiro) yang membantu dan memberikan semangat karena Bisma sebenarnya memiliki darah Juara.

Karisma
Dari awal film Juara sudah memberikan hiburan dengan menyajikan tingkah laku Bisma dan sang ibu yang terlihat kompak dan menyatu. Celotehan alami ala sang ibu yang kesannya menasehati sambil marah lalu kemudian dibalas oleh Bisma dengan alasan-alasan ngeles namun tidak terkesan membantah. Kehadiran Karisma yang diperankan Tora Sudiro ikut menambah kekuatan drama dalam cerita film ini. Performa terbaik dari tiga aktor utama, Bisma, Cut Mini dan Tora Sudiro berhasil membuat saya terhibur dan ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Sebagai lelaki yang tidak mudah meleleh (bohong ding) saya pun akhirnya ikut-ikutan meleleh. Mendadak pula melelehnya (asem).

Bisma dan Bella
Dina Anjani alias si Lala dalam Kasih Tak Santai Series di Youtube berperan sebagai Bella. Salah satu adegan Dina Anjani yang berkesan adalah ekspresinya ketika mengkhawatirkan Bisma yang tengah diolok-olok karena pekerjaan sang ibu yang dianggap rendah sebagai penjual bakmie. Perannya sebagai pemanis memang benar-benar manis apalagi saat melihat adegan merem menghitung di bawah pohon palem sampai delapan. Seandainya saja disuruh menghitung sampai sejuta biar para penonton yang Jones (Jomblo Ngenes) puas melihatnya. Apakah nanti akan ada adegan Bella menghitung sampai sejuta di versi Director's Cut? Kita serahkan saja kepada pak sutradara Charles Gozali untuk memikirkannya. Selain yang manis yang bikin sepet dilihat ada juga yaitu Attar & The Gank, kumpulan peran senior yang antagonis, sok jagoan namun akhirnya kena batunya. Tapi ada sebabnya juga kenapa Attar jadi begitu.

Mo Sidik
Selain dramanya yang juara, komedi dalam film ini juga menghampiri juara. Tingkah laku Bisma, celotehan Cut Mini ditambah tingkah laku para komika. Ada Mo Sidik dan Dicky Difie. Mereka tambah laris saja di dunia film. Terakhir melihat Mo Sidik dan Dicky bermain di film Get Up, Stand Up di mana Mo berperan sebagai juri dan Dicky sebagai pelayan warung Padang. Akting Dicky di film Get Up, Stand Up bisa mencuri perhatian. Namun untuk film Juara gantian Mo Sidik yang mencuri perhatian. Mo Sidik berperan sebagai asisten mamah Sarah berjualan bakmie. Adegan Mo yang bikin ketawa adalah adegan celingak celinguknya waktu dipanggil Bisma. Di film ini Mo beruntung bisa makan bakmie sepuas-puasnya dengan gratis sedangkan Dicky yang berperan sebagai anggota Attar & The Gank mengalami nasib sebaliknya, KO dengan tragis terkena tendangan maut si Kobar (Cecep Arif Rahman). Catatan, setelah film berakhir jangan keluar dulu karena ada adegan-adegan blooper yang bisa memberikan tambahan tawa.

Kobar dan Attar & The Gank
Dramanya sudah juara, komedinya menghampiri juara, aksi laganya juga menghampiri juara. Di bagian aksi laga ada kang Cecep Arif Rahman yang berperan sebagai Kobar (nama aslinya mungkin Pablo Escobar atau Kobarudin). Kobar adalah bos sebuah organisasi jahat, atasannya Attar & The Gank yang jago silat dengan ciri khas selalu berpakaian hitam, kacamata hitam dan berambut jabrik gaul (serem-serem gimana gitu). Ternyata kang Cecep boleh juga aktingnya. Bagi penggemar bela diri, nama kang Cecep sudah tidak asing lagi sebagai praktisi silat yang sarat berpengalaman. Kerja penata laga yang apik membuat adegan laga yang disajikan disini nyaman untuk dilihat karena terlihat runut, tidak loncat-loncat dan tidak menggunakan efek slow motion (CMIIW). Hasilnya adalah perkelahian yang seru antara Bisma melawan Attar & The Gank dan Bisma melawan Kobar & The Gank.

Sebagai penutup, film Juara adalah film ketiga karya Charles Gozali yang sudah saya tonton dari sebelumnya Finding Srimulat dan Nada Untuk Asa. Ketiganya bisa memberikan hiburan di atas rata-rata. Jika ingin menonton film dengan perpaduan drama yang menyentuh hati, bikin meleleh, hangat, lucu dan aksi yang bagus. Film ini bisa memberikannya. Nilai 9/10 untuk film ini.

Semua foto bersumber dari https://twitter.com/juarathemovie. Berikut kumpulan foto menarik lainnya.

3 Sahabat Attar

Attar & The Gank tengah membully Bisma

Mo Sidik in Action

Pak Sutradara, Charles Gozali dan sang Ayah


No comments:

Post a Comment