Monday, September 15, 2014

THE KITE RUNNER





"The Kite Runner adalah sebuah kisah penuh kekuatan tentang persaudaraan, kasih sayang, pengkhianatan, dan penderitaan. Khaled Hosseini dengan brilian menghadirkan sisi-sisi lain Afghanistan, negeri indah yang hingga kini masih menyimpan duka. Di tengah belantara puing di kota Kabul, akankah Amir menemukan kebahagiaan yang kelak menyapu kesedihannya?"

Ketika berkunjung ke salah satu toko buku, mata saya tidak bisa lepas dari komik ini. Seakan tidak percaya jika novel Kite Runner (Pengejar Layang-Layang) yang terkenal itu ada versi komiknya. Pengarangnya adalah Khaled Hosseini, penulis berkebangsaan Afganistan- Amerika. Novel karyanya ini pertama kali dipublikasikan di tahun 2003 dan juga sudah difilmkan di tahun 2007. Komik ini dikemas dengan sangat bagus dengan cover yang dihiasi huruf timbul dan semua halaman di dalamnya berwarna. Segera saja saya bungkus komik ini dan mencari waktu yang tepat untuk membacanya.

Tokoh utama komik ini adalah seorang pria Afghanistan bernama Amir yang tinggal bersama istrinya, Soraya, di San Fransisco, Amerika Serikat. Musim panas, tahun 2001, Amir menerima telpon dari Rahim Khan yang tengah sakit keras memintanya bertemu di Pakistan. Rahim Khan adalah rekan bisnis sang ayah, Baba, ketika mereka masih tinggal di Afghanistan. Ingatan Amir pun kembali ke masa kanak-kanaknya di kota Kabul awal tahun 1970-an. Kala itu keluarganya adalah keluarga yang kaya. Amir hanya tinggal berdua bersama Baba, sang ayah. Ibunya telah meninggal ketika melahirkannya. Di belakang rumahnya tinggallah pembantu bernama Ali dan Hassan, anaknya yang mendiami rumah kecil yang terbuat dari lumpur kering. Amir dan Hassan adalah sahabat karib. Begitu baiknya Hassan bahkan bersedia melakukan apa saja yang bisa membuat Amir senang. Baba, sang ayah juga begitu baik memperlakukan Ali dan Hassan seperti keluarga sendiri, bahkan Baba menghadiahi Hassan hadiah ulang tahun berupa operasi plastik untuk menyembuhkkan bibir Hassan yang sumbing. Di Afghanistan ada tradisi pertandingan layang-layang yang diikuti oleh ramai peserta. Amir dibantu oleh Hassan berhasil memenangkan perlombaan. Amir meminta Hassan untuk mengejar layang-layang terakhir yang putus sebagai kebanggan kemenangan dan segera Hassan mengejar layang-layang tersebut. Waktu berlalu tapi Hassan tidak kunjung kembali dan Amir pun mencarinya. Ternyata Hassan tengah bermasalah dengan Assef, remaja berandalan beserta gerombolannya yang ingin merebut layang-layang dari tangan Hassan. Namun Hassan tetap mempertahankan layang-layang tersebut walau harus menerima perlakuan yang tidak *sensor*. Amir menyaksikan kejadian itu tapi dia tidak memiliki keberanian untuk menolong Hassan dan melarikan diri. Sejak kejadian tersebut Amir dihantui rasa bersalah dan mulai merasa tidak nyaman lagi berdekatan dengan Hassan. Beberapa perlakuan dan umpatan kasar dilakukan oleh Amir namun Hassan sama sekalipun tidak membalasnya. Amir mulai menyusun kebohongan untuk mengusir Hassan. Dan rencana itu berhasil membuat Ali dan Hassan harus pergi meninggalkan rumah dari lumpur kering yang telah bertahun-tahun mereka tinggali akibat kebohongan yang dilakukan Amir. Sejak saat itu Amir tidak pernah bertemu lagi dengan Hassan. Beberapa tahun berlalu Soviet menginvasi kota Kabul yang membuat Amir dan Baba terpaksa meninggalkan Afghanistan dan pindah ke Amerika Serikat.
Pertemuan kembali antara Amir dan Rahim Khan di Pakistan membuka semua rahasia yang selama ini tidak diketahuinya. Amir sangat menyesali atas semua perbuatan yang pernah dilakukannya kepada Hassan. Hanya satu cara untuk menebus dosanya yaitu kembali ke Afghanistan untuk melakukan 'sesuatu' dengan mempertaruhkan nyawanya karena saat itu Afghanistan dikuasai oleh Taliban, kelompok penguasa yang berlaku tirani dengan mengatasnamakan agama.
Cerita dalam komik ini bisa tersampaikan dengan baik berkat kualitas gambar yang bagus. Saya bisa merasakan riuhnya suasana kehidupan kota Kabul yang indah dengan bangunan-bangunannya terutama saat pertandingan layang-layang sebelum kota Kabul berubah 180 derajat hancur berantakan akibat perang.
Apa yang saya dapat setelah selesai membaca komik ini adalah perasaan campur aduk yang menyesakkan dada. Rasa haru, pilu, iba, sakit, sedih dan pedih. Mata saya sampai berkaca-kaca dan mempertanyakan kenapa orang baik menerima nasib yang tidak baik. Untuk penggemar komik tentang kehidupan, komik ini sangat saya rekomendasikan dan bersiaplah merasakan apa yang saya rasakan.

Nilai = 9.5/10
Pengarang  = Khaled Hosseini
Gambar = Fabio Celoni, Mirka Adolfo
Jumlah Buku = 1 (tamat)
Penerbit = Secondwind
Tahun terbit di Indonesia = 2013
Jumlah Halaman = 136
Jenis =  Slice of Life
DQ Review Komik


Contoh Gambar

No comments:

Post a Comment